PAKAN

Konsentrat Limah Pertanian

Popular Posts

Entri Populer

Rabu, 30 Oktober 2013

PEMBERDAYAAN PETERNAK KAMBING; Sentra Ternak Kambing Pedaging Rambon Kepala Hitam Di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung



ABSTRAK

Sosro Wardoyo, S.Pt., PEMBERDAYAAN PETERNAK KAMBING; Sentra Ternak Kambing Pedaging Rambon Ras Kepala Hitam Di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung



Kampoeng Ternak merupakan lembaga jejaring dari Dompet Dhuafa (DD), sebuah organisasi nirlaba yang mengelola dana zakat, infaq, sedekah, wakaf, dana-dana kemanusiaan, dan dana-dana sosial perusahaan (corporate social responsibility). Aktivitas utama Kampoeng Ternak Nusantara adalah pengembangan usaha peternakan yang berbasiskan pada peternakan rakyat. Kampoeng Ternak Nusantra concern untuk menumbuh-kembangkan entitas dan iklim kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dalam komunitas peternakan rakyat, meningkatkan kualitas kesejahteraan petani-peternak, membangun jaringan peternakan rakyat di Indonesia.
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang model pemberdayaan Kampoeng Ternak Nusantara serta berbagi pengalaman atas perjalanan proses pemberdayaan peternak di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Melalui pemberdayaan peternak yang melibatkan 63 peternak yang tergabung dalam 4 kelompok di 4 pekon, dengan ternak sebar adalah 321 ekoryang terdiri dari bibit induk pejantan dan betina jenis rambon ras kepala hitam 18 pejantan dan 192 induk dan 111 bakalan kambing jawarandu.

Jumlah ternak awal yang didroping ke peternak pada akhir Desember 2012 sebanyak 321 ekor bibit sebar (18 ekor pejantan rambon kepala hitam, 210 ekor induk betina rambon kepala hitam dan 111 ekor bakalan untuk penggemukan). Jumlah bibit sebar tersebut disalurkna ke peternak awal sebanyak 63 peternak yang tersebar pada 4 kelompok ternak di 4 desa di kecamatan Pagelaran, kabupaten Pringsewu. Perbandingan penggunaan pejantan saat awal droping yaitu 1 : 10,6 ekor dengan rataan setiap peternak memlihara 3 induk betina dan 1,7 ekor bakalan penggemukan. Dalam perjalanannya selama 10 bulan ini terjadi penyusutan sebesar 36,7% yaitu penyusutan jual bakalan yang sudah di pelihara sebagai ternak kurban 1434 H dan penyusutan induk karena kematian.

Penyusutan penjualan bakalan di rancang untuk mempercepat peningkatan pendapatan peternak dimana dalam 10 bulan pendampingan pembibitan ternak masih sedikit kelahiran dan masih posisi menyusui sehingga model penggemukan cukup menunjang dari tujuan program yaitu peningkatan pendapatan peternak. Jumlah penjualan ternak bakalan sebanyak 94 ekor (80,3%), induk pejantan jual karena kondisi kesehatan 1 ekor (0,9%). Untuk kematian ternak dari bakalan, anak dan induk sebanyak 23 ekor (19,6%), penyusutan kematian induk cukup besar yaitu sebesar 13 ekor (11,1%).

Induk awal 192 ekor maka ada sebanyak 58 ekor induk (30,2%) yang sudah pernah melahirkan dengan jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 83 ekor, sehingga dari hasil analisa reproduksi maka didapatkan nilai Litter Size (LS) sebesar 1,43%, yang berati setiap kelahiran induk menghasilkan anak sebanyak 1,43 ekor. Jumlah anak yang sudah dihasilkan sebanyak 83 ekor yang terdiri dari 49 ekor jantan (59%) dan 34 ekor betina (41%).

Perkembangan kelompok pada bulan ke-10 (Oktober 2013) atas keberadaan status struktur organisasi, aturan kelompok, pembiayaan oprasional, produktifitas ternak dan partisipasi anggota didapat dua golongan kelompok dengan performen baik yaitu Kelompok Sido Muncul, Sumber Maju, dan Karya Candi. Namun ada kelompok yang memiliki performen kurang baik yaitu Kelompok Ganjar Sari, sehingga kelompok dengan performen kurang baik ini masih sangat membutuhkan pendampingan  yang intensif dari segi oganisasi dan produktifitas ternak.


Kata kunci; pemberdayaan, kambing rambon, kelompok ternak. 

https://www.facebook.com/notes/sosro-wardoyo/pemberdayaan-peternak-kambing-produksi-kambing-pedaging-rambon-kepala-hitam-di-k/10151862600514300

https://www.facebook.com/sosro.wardoyo/media_set?set=a.1075563625050.9734.1704992201&type=1