ABSTRAK
Kampoeng Ternak
merupakan lembaga jejaring dari Dompet Dhuafa (DD), sebuah organisasi nirlaba
yang mengelola dana zakat, infaq, sedekah, wakaf, dana-dana kemanusiaan, dan
dana-dana sosial perusahaan (corporate social responsibility). Aktivitas
utama Kampoeng Ternak Nusantara adalah pengembangan usaha peternakan yang
berbasiskan pada peternakan rakyat. Kampoeng
Ternak Nusantra concern untuk menumbuh-kembangkan entitas dan iklim
kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dalam komunitas peternakan rakyat, meningkatkan kualitas kesejahteraan
petani-peternak, membangun jaringan peternakan rakyat di Indonesia.
Tulisan
ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang model pemberdayaan Kampoeng
Ternak Nusantara serta berbagi pengalaman atas perjalanan proses
pemberdayaan peternak di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu,
Lampung.
Melalui
pemberdayaan peternak yang melibatkan 63 peternak yang tergabung dalam 4 kelompok di 4 pekon,
dengan ternak sebar adalah 321
ekoryang terdiri dari bibit induk pejantan
dan betina jenis rambon ras kepala hitam 18 pejantan dan 192 induk dan 111 bakalan kambing jawarandu.
Jumlah ternak awal yang didroping ke peternak pada akhir Desember 2012
sebanyak 321 ekor bibit sebar (18 ekor pejantan rambon kepala hitam, 210 ekor
induk betina rambon kepala hitam dan 111 ekor bakalan untuk penggemukan).
Jumlah bibit sebar tersebut disalurkna ke peternak awal sebanyak 63 peternak
yang tersebar pada 4 kelompok ternak di 4 desa di kecamatan Pagelaran,
kabupaten Pringsewu. Perbandingan penggunaan pejantan saat awal droping yaitu 1
: 10,6 ekor dengan rataan setiap peternak memlihara 3 induk betina dan 1,7 ekor
bakalan penggemukan. Dalam perjalanannya selama 10 bulan ini terjadi penyusutan
sebesar 36,7% yaitu penyusutan jual bakalan yang sudah di pelihara sebagai
ternak kurban 1434 H dan penyusutan induk karena kematian.
Penyusutan penjualan bakalan di rancang untuk mempercepat peningkatan
pendapatan peternak dimana dalam 10 bulan pendampingan pembibitan ternak masih
sedikit kelahiran dan masih posisi menyusui sehingga model penggemukan cukup
menunjang dari tujuan program yaitu peningkatan pendapatan peternak. Jumlah
penjualan ternak bakalan sebanyak 94 ekor (80,3%), induk pejantan jual karena
kondisi kesehatan 1 ekor (0,9%). Untuk kematian ternak dari bakalan, anak dan
induk sebanyak 23 ekor (19,6%), penyusutan kematian induk cukup besar yaitu
sebesar 13 ekor (11,1%).
Induk awal 192 ekor maka ada sebanyak 58 ekor induk (30,2%) yang sudah
pernah melahirkan dengan jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 83 ekor, sehingga
dari hasil analisa reproduksi maka didapatkan nilai Litter Size (LS) sebesar 1,43%, yang berati setiap kelahiran induk
menghasilkan anak sebanyak 1,43 ekor. Jumlah anak yang sudah dihasilkan
sebanyak 83 ekor yang terdiri dari 49 ekor jantan (59%) dan 34 ekor betina
(41%).
Kata kunci; pemberdayaan, kambing rambon, kelompok ternak.
https://www.facebook.com/notes/sosro-wardoyo/pemberdayaan-peternak-kambing-produksi-kambing-pedaging-rambon-kepala-hitam-di-k/10151862600514300
https://www.facebook.com/sosro.wardoyo/media_set?set=a.1075563625050.9734.1704992201&type=1